Distributed Waste to Energy and Chemical
Bahwasanya sampah bisa diubah jadi listrik iru sudah menjadi pengetaahuan umum, namun mengapa masih banyak sampah yang belum terolah? Mengapa pula pembangkit litrik masih begitu tergantung pada fosil? Jawabannya adalah adanya mismatch antara yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik dan keberadaan sampah yang menyebar luas.
Ketika sampah harus diangkut ke suatu lokasi untuk diproses menjadi listrik, banyak sekali kendalanya. Diantaranya adalah biaya pengangkutan sampah yang sangat besar, biaya sosial yang harus dibayar dan cemaran lingkungan yang timbul sebelum sampah menjadi listrik. Walhasil kita baru memiliki beberapa saja pembangkit listrik tenaga sampah.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan pembangkit listrik masih harus berjuang keras untuk menekan emisinya denga mencari bahan baku co-firing yang sustainable, harganya terjangkau dan supply-nya ada terus-menerus sesuai kebutuhan. Sampah bisa menjadi salah satu solusi, tetapi tidak ekonomis oleh berbagai masalah tersebut di atas bila harus diangkut ke lokasi pembangkit listrik dalam kondisi apa adanya.
Maka inilah solusi yang kami tawarkan, yaitu sampah dalam bentuk apapun diproses dahulu untuk menjadi bio-oil di lokasi keberadaan awal sampah itu sendiri. Bio-oil ini adalah bahan bakar standar yang bahkan sudah ada standar ASTM-nya yaitu ASTM D7544. Sampah apapun pada umumnya bisa diproses menjadi ASTM D7544 ini. Setelah menjadi bio-oil sampah tidak lagi berbau dan energinya terpadatkan, dikirim kemanapun tidak lagi menjadi masalah.
Pemanfaatan bio-oil juga sangat sederhana, pembangkit lsitrik tinggal melakukan gasifikasi saja maka dia sudah menjadi energi bersih, terbarukan dan sumbernya sustainable. Bahkan hasil proses gasifikasi ini juga bisa di-upgrade lebih lanjut menjadi syncrude dan synfuels - menggantikan segala jenis BBM yang kita gunakan saat ini. Bisa juga menjadi bahan baku industri kimia yang hijau, bersih dan terbarukan.
Intinya, banyak jalan untuk menangani sampah perkotaan secara efetktif sehingga kota-kota kita tidak perlu terus menerus memperluas TPA-nya. Listrik kita-pun akan segera menjadi hijau tanpa harus menunggu tahun 2060. Teknologinya insyaAllah sudah sangat matang karena ini adalah teknologi-teknologi abad lalu, tinggal ditingkatkan efektifitasnya saja.
Di Jabodetabek bahkan sudah kami siapkan sanggarnya, yaitu Sanggar Waste To Energy (WastoE Studio) untuk memfasilitasi masyarakat yang pingin belajar teknologinya, korporasi dan institusi yang mau mulai meng-eksplorasi peluang-peluangnya dlsb, agar kita semua bisa terlibat dalam gerakan bebersih planet bumi ini. InsyaAllah