Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed
Energy Self-Sufficient Ecosystem (ESSE)
 
Untuk negeri tropis di katulistiwa seperti Indonesia, jalan untuk swa-sembada energi bersih itu sebenarnya terbuka lebar. Biomassa apapun tumbuh sepanjang tahun di negeri ini, bahkan tidak harus menanamnya secara khusus. Untuk biofuels generasi 2, bisa mengandalkan limbah pertanian dan perkebunan. Untuk generasi ke 3 -nya baru perlu menanam algae (mikro dan makro) di laut yang luasnya hampir 3 kali daratan kita.
 
Hanya penanganan biofuels dari biomassa ini tidak bisa hanya terpusat seperti pada era fosil, karena rata-rata biomassa itu bulky - volumenya besar namun kandungan energinya rendah, jadi harus ada upaya pemadatan kandungan energi di tempat sumber-sumber bioamassa berasal.
Salah satu cara yang efektif dan murah untuk memadatkan kandungan energi biomassa adalah dengan merubahnya menjadi bio-oil. Sebagai contoh satu kontainer 20 feet bila diisi sekam padi hanya membawa sekitar 8 ton sekam dengan total energy content sekitar 120 GJ. Kontainer yang sama bisa
mengangkat 26 ton bio-oil dengan kandungan energi 390 GJ atau 3.25 kali dari ketika masih menjadi sekam.
 
Maka agar semua biomassa bisa diolah secara efektif untuk menjadi drop-in synthetic fuels (synfuels), yaitu bahan bakar yang sangat bersih dan renewable pengganti bahan bakar fosil, yang kami tawarkan terbuka adalah membuatnya menjadi kluster-kluster Ekosistem Swa-Sembada Energi (ESSE). Bila ESSE ini bisa dihadirkan di setiap radius 100 km antara produsesn dan penggunanya, maka bahan bakar yang dihasilkan juga akan menjadi local fuels - yaitu bahan bakar yang diproduksi dan digunakan pada daerah yang sama.
Bayangkan kalau bahan bakar kita adalah drop-in synfuels yang juga local fuels, selain carbon neutral dari sisi bahan, juga sangat renndah carbon foot-print-nya dari sisi logistik. Lebih dari itu para petani yang berada di radius 100 km dari keberadaan ESSE tersebut akan memiliki sumber pendapatan baru, yaitu dari bio-oil dari limbah pertaniannya.
 
Daerah yang bersangkutan akan menjadi daerah yang mampu swa-sembada energi, dan memiliki sumber pertumbuhan ekonomi baru. Daerah menjadi penghasil energinya sendiri dan tidak lagi sekedar menjadi konsumen pengimpor energi.
Semua kajian dan pengembangan teknologi untuk menghadirkan ESSE ini telah lengkap kami kurasi, tinggal memilih daerah mana yang tertarik untuk menjadi percontohannya. Yang dibutuhkan adalah kepala daerah yang memiliki visi untuk kemandirian energi, visi SDGs 2030 dan Net-Zero 2050. Daerah Andakah yang pertama swa-sembada energi bersih nan terbarukan ini ?