Kelapa Dua Raya 189 Depok, Jawa Barat 16951 Indonesia
+(62) 856-93-010101 admin@geraidinar.com
Mon - Fri 8.30 - 16.00 National Holiday Closed

HARGA

GRAFIK DINAR

GRAFIK DINAR

INFO GERAI

HARI INI ADA CLIENT KAMI YANG INGIN MENJUAL DINAR LESS 1% SEBANYAK 460 DINAR, BAGI YANG BERMINAT SEGERA HUBUNGI KAMI, AKAN KAMI BERIKAN UNTUK PEMINAT PERTAMA.

JADWAL PELAYANAN Jam & Hari Kerja : 08.00 - 16.30 (BBWI) ; Senin - Jum'at (kecuali hari libur nasional). Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi di nomer SMS/WA 085693010101 Telp 0218718762 dan 0218719142

ARTIKEL TERBARU
Thursday, January 05, 2023
Man and Machine Kebahagiaan seorang tukang insinyur adalah ketika dia bisa mewujudkan mesin rancangannya menjadi...
Friday, November 11, 2022
Introducing New Green Energy Commodity : Fueldust Di dunia energi baru terbarukan (EBT) dunia sudah mengenal apa yang...
Friday, November 11, 2022
Circular Energy Economy Salah satu kendala kita dalam menghadirkan energi bersih yang terjangkau adalah pencarian...
Friday, November 11, 2022
Distributed Waste to Energy and Chemical Bahwasanya sampah bisa diubah jadi listrik iru sudah menjadi pengetaahuan...
Tuesday, November 08, 2022
Pohon Industri Untuk Biofuels dan Green Chemicals Bila hingga kini dunia masih bergtu tergantung pada energi fosil,...
Tuesday, November 08, 2022
Energy Self-Sufficient Ecosystem (ESSE) Untuk negeri tropis di katulistiwa seperti Indonesia, jalan untuk swa-sembada...
VIDEO TERBARU
DESKRIPSI
Melengkapi sejumlah posting saya sebelumnya tentang Local Fuel, video ini saya buat untuk menjelaskan pemikiran detilnya, bersama dengan rangkain teknologi-teknologi yang memungkinkan hadirnya Local Fuel ini di Indonesia saat ini.
VIDEO TERBARU

INTRO GREEN WAQF

VIDEO

EDUKASI WAKAF

VIDEO

LAUNCHING GREEN WAQF

VIDEO

PENDAFTARAN WAKAF TRAINING

VIDEO

Tanggalnya adalah 29-30 April tahun 711 ketika pasukan Tariq bin Ziyad mendarat di Jabal Tariq (lebih dikenal dengan Gibraltar) yang kemudian mengawali sejarah panjang 781 tahun Islam berkuasa di (sebagian) Eropa (711-1492). Inspirasi dari penaklukan mereka ini sudah pernah saya tulis di situs ini dalam judul “…Membakar Kapal…” , tetapi ada sisi lain yang nyaris tidak pernah diungkap dalam sejarah – yang justru dampaknya terbawa dalam kemajuan peradaban dunia hingga kini. Sisi lain ini adalah logistik militer, kemajuan dibidang logistik militer yang dibawa oleh peradapan Islam di Eropa selama 781 tahun inilah  yang hingga kini dinikmati dunia barat khususnya Amerika dalam bentuk kemajuan industri pertanian dan peternakannya.

 

Mungkin Anda bertanya : kok bisa ?, begitu jauh banget pengaruhnya …?.  Tetapi inilah sejarah itu.

 

Dalam setiap penaklukan, kedudukan logistik adalah vital untuk menentukan apakah suatu peperangan akan dilakukan atau tidak, bahkan sebelum suatu pasukan bergerak maju – bagian logistik ini sudah harus dipikirkan lebih dahulu. Diantara daftar kelas logistik yang sangat penting selain makanan, pakaian dan senjata adalah bahan bakar. Bayangkan apa jadinya bila bahan bakar ini tidak tersedia dengan cukup, maka tank-tank tidak bisa bergerak, pasukan tidak bisa patroli, pesawat tempur tidak bisa terbang dlsb. dlsb.

 

Itu peperangan di masa kini, tetapi bagaimana peperangan dilakukan dijamannya Tariq bin Ziyad ?. Saat itu mobilitas pasukan di darat utamanya digerakkan dengan kuda, dan bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan berupa kuda ini tidak lain adalah pakan ternak. Tanpa adanya ‘bahan bakar’ rerumputan yang bergizi tinggi kuda-kuda perang akan loyo, maka keunggulan pasukan di jaman itu juga ikut dipengaruhi oleh ketersediaan logistik berupa rumput bergizi tinggi ini.

 

Karena peperangan menjangkau daerah yang sangat luas dengan waktu yang sangat lama - dari puluhan tahun sampai ratusan tahun – maka logistik berupa rumput untuk ‘bahan bakar’ ini juga harus bisa dihasilkan di daerah-daerah yang strategis yang sudah dikuasai oleh pasukan Islam. Rumput yang ditanam-pun juga bukan sembarang rumput, bila yang ditanam rumput yang biasa-biasa – maka akan dibutuhkan areal yang sangat luas untuk menanamnya dan kuda perang-pun tidak bisa tumbuh perkasa.

 

Maka bagian logistik dari pasukan Islam saat itu sudah mengenal rerumputan bergizi tinggi yang sangat efektif untuk menumbuhkan kuda, tanaman bergizi tinggi inilah yang disebut alfalfa. Karena penguasaan Islam yang begitu lama khususnya di Spanyol, tentu kepandaian bercocok tanam alfalfa* ini juga kemudian  menular ke bangsa Spanyol.

 

Ketika 800 tahun kemudian panglima perang Spanyol Hernando Cortez menaklukkan bangsa Aztecs di Mexico, bukan hanya strategi membakar kapalnya yang ia jiplak mentah-mentah dari strategi Tariq bin Ziyad – tetapi juga strategi membangun kekuatan logistik pasukan berkudanya dengan tanaman yang sama dengan yang diperkenalkan oleh peradaban Islam yang mendominasi negeri asalnya – Spanyol selama 781 tahun !.

 

Berawal dari peradaban Islam yang sudah maju lebih dahulu, kemudian dibawa ke Spanyol, kemudian dari Spanyol di bawa ke benua Amerika inilah nutritious plants (terjemahan Al-Qur’an bahasa Inggris Yusuf Ali untuk “qadhban” QS 80:28) yang oleh Prof. Dr. Zagloul Al Najjar di tafsirkan sebagai alfalfa ini masuk ke benua itu dan sangat maju terutamanya di Amerika Serikat hingga kini.

 

Dari mana kita bisa membuktikan bahwa alfalfa yang merupakan produk pertanian terbesar ke 3 di Amerika setelah jagung dan kedelai ini berasal dari dunia Islam ?. Yang paling mudah adalah dari sisi bahasa !. Karena peradaban Islam yang berkembang hampir 8 abad di Spanyol, maka banyak sekali kata atau nama-nama yang berasal dari Islam – termasuk diantaranya ya alfalfa ini.

 

Dalam bahasa Spanyol maupun dalam bahasa Inggris  hingga kini tidak ada kata lain yang searti  alfalfa, satu-satunya ya kata untuk nama tanaman bergizi tinggi (nutritious plants) yang dibawa dari dunia Islam 14 abad lalu itu. Maka dari nama ini tidak bisa disangkal lagi bahwa kekuatan produk pertanian terbesar ke 3 di Amerika tersebut bisa di runut secara meyakinkan adalah berasal dari peradaban Islam di masa lampau.

 

Jadi dahulu kita pernah berjaya secara militer, ekonomi sampai ke pertanian dan peternakan – bahkan dua yang terakhir ini masih menyisakan ‘nama’-nya di benua lain hingga kini; maka bila kita sungguh-sungguh kembali ke tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits – insyaallah kitapun akan bisa mengembalikan kejayaan itu di masa-masa yang akan datang.

 

Yang kita perlukan sebenarnya hanyalah mencontoh, pertama dan yang utama tentu mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemudian para sahabat beliau dan kemudian juga generasi-generasi sesudahnya yang membawa kepada kejayaan Islam termasuk generasinya Tariq bin Ziyad tersebut diatas.

 

Kita tinggal mencontoh bagaimana umat ini melakukannya di masa lampau, the way we were…InsyaAllah !.

 

Catatan : terkait dengan alfafla ini, kami mengundang para peneliti dan praktisi yang punya minat atau pengalaman/pengetahuan di tanaman yang satu ini untuk bergabung dan bekerjasama dengan kami - dalam berbagai bentuknya, mulai dari  penelitian, pembibitan sampai budidayanya. Silahkan email ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. bagi yang berminat.